Minggu, September 08, 2013

2 Kutipan Unik Cak Lontong

Tadi malam (Sabtu, 7/9/2013) di Stand Up Comedy Show on Saturday Metro TV menghadirkan Cak Lontong sebagai comicnya. Tapi kali ini agak berbeda, karena seluruh segmen full diisi Cak Lontong semata, tepatnya berisi pemutaran ulang show Cak Lontong yang pernah tampil di SUC Metro. Walaupun beberapa di antara shownya itu sudah pernah saya lihat, namun tetap lucu saja bagi saya karenaCak Lontong termasuk comic yang cukup berkelas dan tidak garing karena lawakannya cenderung butuh pemikiran untuk mencernanya. Berikut dua kutipan ringan dari show Cak Lontong tadi malam (kutipan tentunya tidak sama persis dengan verbal Cak Lontong, karena ditulis dengan bahasa penulis sendiri dengan beberapa modifikasi) :

Kutipan 1
jadi orang jangan mudah terharu, tapi jadilah orang yang mudah tersentuh dan mudah tergerak hatinya untuk membantu. Orang terharu, kalau melihat ada kesusahan di depan matanya maka yang pertama dia keluarkan dari kantongnya adalah saputangan (untuk menyeka air mata). Tapi kalau orang tersentuh dan tergerak hatinya, jika dia melihat kesusahan maka yang pertama dia keluarkan dari kantongnya adalah dompetnya (untuk membantu yang kesusahan tadi). Maka jadilah kalian orang yang mudah tergerak hatinya, bukan orang yang mudah terharu. Tapi jangan pula kalian menjadi jenis orang yang lain lagi, yaitu seseorang yang ketika berada di keramaian, maka hatinya tergerak untuk mengeluarkan dompet dari kantong orang. Itu namanya copet. Jangan sekali-sekali kalian melakukan itu. Jangan ulangi pengalaman saya.

Kutipan 2
Murid-murid sekolah sering dimarahi gurunya karena malas belajar. Sekarang saya tanya, sebenarnya yang pemalas itu siapa, guru atau murid.
-Guru membacakan buku pelajaran dan menyuruh murid mencatatnya, siapa yang malas?
-Murid-murid ketika jam istirahat, bermain-main, berolahraga, makan di kantin, dan lain-lain. Sedangkan guru justru duduk diam di ruang guru kumpul sama rekannya sambil ngobrol. Siapa yang malas?
-ketika ujian, guru memberikan soal dan menyuruh siswa berpikir keras mengerjakan. Sedangkan guru cukup duduk diam mengawasi siswa. Siapa yang malas?
-ketika ujian sudah selesai, maka guru pun mengkoreksi jawaban siswa. Ketika ada jawaban siswa yang salah, maka guru akan menyalahkannya/mengurangi nilainya. seharusnya seorang guru, jika ada jawaban siswa yang salah maka guru tersebut wajib membetulkan jawaban siswa tersebut, ataupun mengganti jawaban siswa yang salah tadi dengan jawaban yang benar. Sebab bukankah salah satu tugas guru adalah membenarkan yang keliru? tapi kenapa guru tidak mau melakukannya? siapa yang malas, murid atau guru?
Nah, saya berharap kalian ke depannya tidak diperdaya lagi oleh orang-orang yang pemalas. Tapi saya yakin, penonton di sini semuanya bukan termasuk siswa yang pemalas, walau memang kurang pintar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar