Sabtu, Juni 22, 2013

omel BBM



politisi ganteng dari Partai Demokrat, Sutan Bathoegana, termasuk seorang yang sering dimintai tanggapan mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dan penyaluran BLSM. sutan berulang kali memberikan pernyataan seperti ini "tujuan adanya BLSM itu baik, untuk menolong rakyat. kita tahu dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, maka rakyat kita yang tadinya hampir miskin menjadi miskin, dan yang miskin menjadi semakin miskin lagi. oleh karena itu untuk membantu mereka yg terdampak kenaikan harga BBM inilah maka pemerintah memberikan kompensasi berupa dana bantuan BLSM, tak lain dengan tujuan utk membantu rakyat kita agar bisa memperbaiki keadaan ekonomi mereka pasca kenaikan harga BBM". dengan pernyataan ini, sutan secara tidak langsung mengakui bahwa pemerintah DENGAN SADAR DAN SENGAJA MEMISKINKAN DAN MEMBUAT MISKIN RAKYATNYA SENDIRI melalui penaikan harga BBM bersubsidi. pemerintah mana lagi di dunia ini yang lebih tidak berguna selain pemerintah yang dengan sadar dan sengaja memiskinkan rakyatnya sendiri?



*****



belum berhenti dengan upaya pemiskinan rakyat, pemerintah juga melakukan suatu pelecehan dan penistaan terhadap rakyat miskin dengan adanya BLSM ini. jumlah BLSM yang dianggarkan sekitar Rp 9 triliun lebih untuk sekitar 15 juta lebih keluarga miskin di Indonesia. dibagi rata setiap keluarga miskin mendapat bantuan BLSM sebesar Rp 150 ribu per bulan untuk jangka waktu 4 bulan ke depan. atau berarti hanya Rp 5000 per hari untuk satu keluarga. dengan asumsi satu keluarga di indonesia rata2 terdiri dari 4 orang, maka per bulannya tiap anggota keluarga mendapat aliran dana BLSM sebesar kurang lebih Rp 37 ribu per bulannya. berarti per harinya masing2 anggota keluarga hanya mendapat Rp 1200 dari BLSM ini. apalah arti duit Rp 1200 per hari, untuk ongkos angkutan saja hanya cukup untuk sekali jalan. jelas ini suatu pelecehan dari pusat. maaf kata saja, jika masyarakat miskin tersebut meminta-minta di jalan, mereka per harinya bisa mendapat puluhan kali lipat lebih besar daripada yang dikasi pemerintah melalui BLSM . dan bukankah BLSM itu esensinya juga meminta2, hanya saja meminta secara pasif karena tanpa diminta si penyumbang (pemerintah) udah mau ngasi aja, penerima tinggal datang dan ambil doang.



*****



bagi yang tidak menerima BLSM bukan berarti mereka hidup senang, tetap saja mereka juga terbebani oleh adanya kenaikan harga BBM. harga2 barang kebutuhan dipastikan melambung tinggi, sementara upah tetap segitu2 aja. kenaikan harga BBM yang dilakukan menjelang bulan Ramadan dan tahun ajaran baru  ini juga makin memberatkan. pada kondisi normal saja tiap memasuki ramadan/tahun ajaran baru, harga-harga barang kebutuhan dengan sendirinya sudah melonjak. apalagi sekarang ditambah faktor kenaikan harga BBM, makin besar potensi harga2 tadi untuk semakin melambung tinggi. bagi yang berpikiran antisipatif, tentu mereka sebelum detik2 kenaikan harga BBM melakukan berbagai upaya mengamankan diri agar tidak terlalu terkena dampak naiknya harga BBM. macam2 bentuknya, apakah mengisi full tanki kendaraannya, membeli barang2 kebutuhan anak  sekolah jauh2 hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM , dll. dan kedepannya harus pula mengatur ulang anggaran pengeluaran dengan merevisi besaran2 pengeluaran rutin. ongkos angkutan umum jarak pendek/dalam kota mungkin naik Rp 1000, harga nasi bungkus dsb mungkin naik Rp 1000, harga barang komoditi mungkin naik 15-20% dst



*******



pemerintah selalu beralasan, subsidi BBM perlu dikurangi karena penyalurannya banyak yg tidak tepat serta terlalu membebani keuangan negara. jika penyalurannya tidak tepat, itu jelas menunjukkan pemerintah yang gak becus mengurusnya. untuk apa presiden punya staf khusus bergelar profesor ekonomi muda kalau dia tak bisa mengusulkan kepada presiden bagaimana cara menyalurkan BBM bersubsidi agar tepat sasaran? untuk apa presiden punya tim ekonomi di kabinetnya jika mereka tak punya solusi yang inovatif utk mengatasi problem klasik subsidi BBM salah sasaran ini? untuk apa petinggi2 pertamina digaji setinggi langit melebihi gaji kepala daerah kalo gak becus membikin strategi penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran? semua itu menunjukkan pemerintah dan pembantu2nya tak mau mikir keras, maunya ambil jalan instan terus untuk menyelesaikan permasalahan yang tak mampu mereka atasi dengan jalan yang tak menyusahkan rakyat.

lalu membebani keuangan negara. setiap akan menaikkan harga BBM, pemerintah selalu beretorika bahwa hasil penghematan belanja subsidi BBM akan dipakai untuk program2 yg pro rakyat, apakah itu pembangunan infrastruktur, pemberian beasiswa miskin, pemberian raskin dsb. di antara semua iming2 itu yang paling bullshit adalah soal pembangunan infrastruktur. politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait memberikan data, selama 2 periode masa kepemimpinan SBY (yag ditandai beberapa kali penaikan harga BBM) yang terjadi bukannya anggaran untuk infrastruktur yang makin meningkat, malah makin turun besaran anggarannya dari tahun ke tahun. sektor infrastruktur itu meliputi pembangunan jalan, sarana kesehatan, sarana pendidikan. semua hal itu tidak mengalami penaikan anggaran yg signifikan sebagai kompensasi pemotongan subsidi BBM . terbukti pemerintah cuma  dalih dan janji2 kosong doang menghemat subsidi BBM demi membangun infrastruktur, karena faktanya setelah dihemat ternyata anggaran untuk belanja infrastruktur itu tak jua bertambah.


********



rencana kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun 2013 juga terlalu lama dibiarkan berkembang tanpa kejelasan di tengah masyarakat. sebagai akibatnya kondisi pasar pun labil, harga2 merangkak naik padahal belum ada kepastian naik tidaknya harga BBM. ini adalah respon pasar sebagai akibat dari tidak jelasnya kepastian pemerintah utk menaikkan harga BBM. kita bandingkan pada jaman presiden soeharto, setiap harga BBM akan dinaikkan maka itu semua dilakukan secara sunyi senyap, mendadak, tapi penuh kepastian dan terkomando. jika misalnya pengumuman kenaikan harga BBM disampaikan pada setelah Maghrib, maka mulai berlaku efektif harga baru itu adalah pada tengah malam di hari itu juga. ini memang tragis dan sangat mengagetkan rakyat karena BBM mendadak naik, tapi di satu sisi ada positifnya karena menghindarkan kondisi pasar dari ketidakpastian. tidak akan ada kesempatan bagi c*na-c*na busuk dan pengusaha2 spekulan untuk menimbun BBM ataupun memainkan harga komoditi karena semuanya memang serba mendadak dan tak diwacanakan sebelumnya. di era sekarang, semua serba mengambang, wacana kenaikan BBM didengungkan jauh2 hari padahal kepastian belum ada, sehingga pasar pun menjadi bergejolak, dan dimanfaatkan sebaik2nya oleh spekulan2 tengik untuk mempermainkan harga demi keuntungan pribadi mereka.



******



Sekitar sebulan sebelum gonjang ganjing rencana kenaikan harga BBM merebak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan akun twitter @SBYudhoyono. Dan perkembangan pada saat ini menunjukkan bahwa presiden gagal memfungsikan akun jejaring sosial sebagaimana mestinya. Satu-satunya fungsi terpenting bagi akun jejaring sosial pejabat berkuasa adalah untuk MENDENGARKAN DAN MENAMPUNG SERTA MENINDAKLANJUTI ASPIRASI MASYARAKAT yang disampaikan melalui akun jejaring sosial tersebut. Jika pejabat atau pemimpin tidak memfungsikan akun jejaring sosialnya untuk itu, maka akun tersebut otomatis tidak ada bedanya dengan akun masyarakat biasa pada umumnya. Ketika rencana penaikan harga BBM mulai merebak, saya yakin sangat banyak rakyat Indonesia yang memprotes ataupun mempertanyakan kebijakan yang memberatkan itu. Apalagi rencana penaikan tersebut dilakukan menjelang memasuki bulan Ramadhan dan tahun ajaran baru yang biasanya di waktu-waktu itu belanja warga meningkat. Protes itu pasti banyak pula yang disampaikan melalui mention ke twitter @SBYudhoyono yang pengikutnya berjumlah 1 juta pengikut lebih itu. Tapi apa mau dikata, presiden SBY seperti buta dan tuli atas semua protes itu. Jangankan protes yang di twitter, elemen masyarakat yang terang-terangan berunjuk rasa di nyaris seluruh wilayah Indonesia pun dianggapnya hanya angin lalu. Kita hanya berharap bahwa presiden memang tidak sedang memainkan twitternya sehingga tidak sempat mengetahui dan memahami reaksi followernya di twitter mengenai rencana pengurangan subsidi BBM. Sebaliknya, Jangan sampai justru presiden keasyikan melihat hal-hal lain di twitter yang tak ada hubungannya dengan rakyat sehingga protes warga pun terlewatkan!



*****



pada pemilu 2014 nanti, jangan lagi dipilih nama 338 orang yang mengaku wakil rakyat yang ikut mendukung APBN perubahan 2013 tempo hari. tinggalkan 338 orang dari partai demokrat, golkar, PAN, PPP, dan PKB itu. tinggalkan mereka jika di antara 338 orang itu ada yang mencalonkan diri lagi sebagai caleg DPR RI di pemilu mendatang. tak ada gunanya kita berharap pada orang2 yang telah berkhianat pada konstituennya dan tak menjalankan fungsi dia yang sesungguhnya sebagai penyambung suara rakyat. pilih orang lain atau nama-nama baru saja, yang penting jangan yang 338 orang itu. atau golput sekalian , tak usah kita mencontreng nama caleg di pemilu 2014. tak ada gunanya juga memilih anggota DPR, yang keenakan malah mereka ongkang-ongkang kaki makan gaji besar sementara rakyat yang udah memilih mereka dilupakan begitu saja.



*****



kader-kader PDI Perjuangan nampaknya memang lebih berguna di legislatif daripada di eksekutif. para pendekar pembela rakyat berjuang keras menolak pengurangan subsidi BBM, sayang usaha pro rakyat mereka harus digagalkan barisan fraksi partai koalisi penghianat rakyat yang bagai kerbau dicocok hidungnya menurut dan menerima saja rencana pemerintah menaikkan harga BBM itu. ini harus jadi pelecut bagi pendekar-pendekar moncong putih untuk merebut kemenangan di 2014, agar para pendekar pro rakyat ini bisa menduduki kursi2 penting penentu kebijakan di negeri ini. tak lain dengan harapan agar mereka bisa mengubah arah negeri ini, dari yang sangat kapitalistik menjadi pro rakyat.