Sabtu, April 04, 2009

Trik Biar Ga Bayar Ongkos Bus Kota

Buat anda yang ingin pergi ke suatu tempat dengan bus kota, namun kebetulan sedang tidak punya ongkos atau memang sudah berniat untuk ‘nembak’ alias tidak membayar ongkos, di bawah ini ada beberapa cara agar anda terhindar dari kewajiban membayar ongkos bus kota.

1. Carilah bus yang penuh dengan penumpang, sampai ada yang bergantungan di dekat pintu masuk. Menyusuplah ke dalam kerumunan penumpang yang tidak kebagian tempat duduk tersebut. Kemungkinan besar kernet/kondektur tidak akan meminta ongkos kepada anda, sebab agak sulit untuk meminta ongkos di saat penumpang padat begitu. Apalagi kalau badan anda kecil, akan semakin tidak terlihatlah anda dan semakin terhindarlah anda dari kewajiban membayar ongkos.
2. Di saat penumpang penuh begitu dan anda harus berdiri, kemudian ada seorang yang turun dan meninggalkan kursinya, segera duduki kursi itu. Lebih baik jika kursinya itu di dekat jendela. Dengan demikian kernet tidak akan meninta ongkos dari anda karena ia akan mengira anda sudah lama duduk di situ dan sudah pula membayar ongkos.
3. Jika kernet meminta ongkos, pura-puralah anda merogoh-rogoh kantung agak lama untuk mencari uangnya. Sementara menunggu si kernet akan meminta ongkos pada penumpang lain. Jika anda beruntung si kernet akan lupa kalau dia belum menerima ongkos dari anda.
4. Jika tempat tujuan tidak terlalu jauh, kira-kira hanya dua kali tarikan gas bus dan anda malas jalan kaki ke sana, maka ketika sampai di tempat tujuan segera minta turun dengan lagak agak terburu-buru, katakan bahwa barang anda ada yang ketinggalan ketika anda akan naik bus tadi.
5. Mengakulah sebagai anak atau kerabat atau teman atau siapa saja yang mempunyai hubungan dekat dengan juragan pemilik perusahaan angkutan bus tersebut.
6. Bertemanlah dengan kernet bus, atau minimal kenal dengan dia. Maka jika sewaktu-waktu anda tidak membayar ongkos dia tidak akan marah. Tapi jangan sering-sering dilakukan.
7. Kalau anda memang seorang preman, maka si kernet tidak akan berani memaksa anda untuk membayar ongkos.
8. Pura-puralah anda mengatakan bahwa sebelum naik bus ini, anda menaiki bus lain dengan jurusan yang sama namun terpaksa diturunkan karena busnya mogok atau ditilang polisi, dan ongkosnya sama sekali tidak dikembalikan kernet bus sebelumnya. Cara ini akan efektif bila bus sebelumnya memang benar-benar mogok atau ditilang dan kernet bus yang mogok/ditilang itu yang menyetopkan bus penggantinya.
9. Jadilah pengamen atau peminta sumbangan di dalam bus. Selain naik bus gratis, anda juga bisa mendapatkan banyak penghasilan. Namun cara ini dapat mempermalukan anda jika kebetulan dalam bus itu ada teman, saudara, atau pacar anda.
10. Jika semua cara di atas tidak bisa anda lakukan, maka berterus teranglah pada kernet bahwa anda tidak punya ongkos. Siapa tahu dengan kejujuran anda dia akan luluh dan membebaskan anda dari kewajiban membayar ongkos.

Demikianlah beberapa cara bagi anda agar terhindar dari membayar ongkos bus. Tiga cara pertama sudah saya praktekkan dan sejauh ini cukup sukses. Namun saya sarankan jangan sering-sering ‘nembak’, karena bagaimanapun ini termasuk perbuatan tercela dan ada karmanya di kemudian hari. Dan saran saya berhati-hatilah dalam menjalankan trik di atas agar tidak ketahuan. Jika memang si kernet sadar bahwa anda belum membayar ongkos, segeralah dibayar untuk menghindari kemungkinan anda diturunkan di tengah jalan.

Asal Mula 'Gitu Aja Kok Repot'

Tau gak asal mula tagline nya Gus Dur, ‘gitu aja kok repot’? Konon ketika ada suatu sidang DPR bersama presiden,Gus Dur sedang menjawab pertanyaan tentang kasus Bruneigate dari peserta sidang. Di saat sedang berbicara, para anggota riuh sekali berteriak bersahut-sahutan menginterupsi agar diberikan kesempatan berbicara. Merasa terganggu dan tidak dihormati, Gus Dur pun marah dan menyebutkan kelakuan anggota DPR seperti anak TK karena selalu ribut dan tidak sabar dalam menunggu kesempatan berbicara.
Besoknya ucapan Gus Dur itu dipublikasikan di media massa. Para anggota DPR tentu saja tidak terima dikatakan seperti anak TK dan menuntut Gus Dur agar meminta maaf atas perkataannya itu. Ketika ditanyakan pers perihal tuntutan DPR itu, Gus Dur dengan tenang menjawab, “Ya udah, kalau mereka maunya saya meminta maaf, saya minta maaf. Gitu aja kok repot.”

Lagu asik dari Obbie

Beberapa lagu karya Obbie Messakh yang cukup berkesan bagi saya.


NATHALIA (DI BALIK RINDU KAU SIMPAN DUSTA)

Malam ini di sini
Kita duduk berdua
Saling diam dan tak banyak bicara
Ada rasa curiga lewat tatap matamu
Seakan benci kau pendam di sana
Aku tiada menyangka
Apa yang engkau pinta
Secepat ini ingin berpisah
Du..du..du..du..du..2x
Katakan sejujurnya jangan engkau sembunyi
Di balik rindu kau simpan dusta
Aku rela melepas ikatan cinta kita
Kalau memang yang kau inginkan
Mengapa malam ini semua baru terungkap
Kau simpan dia yang lain di matamu
Bukanlah perpisahan yang akan kutangisi
Namun pertemuan yang kusesali..
Reff:
Nathalia..kau jelas berubah
Nathalia..kau membagi cinta
Aku insan biasa yang selalu tersisih
Jangankan dalam kehidupan, di dalam bercinta pun aku kalah
Du..du..du...du..du..2x

Dipopulerkan oleh Jamal Mirdad


KAU DAN AKU SATU

Kuterima suratmu kekasih
Yang kau kirim dari seberang sana
Dalam kata-kata kau ucap hati rindu
Lamanya sebuah penantian
Sabarlah kasihku menanti
Di sini aku mengejar cita-cita
Demi hari nanti hidup kita berdua
Selamanya kau dan aku satu
Reff:
Biarlah di dalam mimpiku dan mimpimu
Kita bertemu saling melepas rindu
Biarlah di dalam mimpiku dan mimpimu
Kita bertemu bercumbu mesra
Simpanlah rindumu kekasih
Jangan kau beri pada siapa pun
Demi janji kita untuk hari nanti
Selamanya kau dan aku satu

Dipopulerkan oleh Obbie Messakh
Download:http://http://www.4shared.com/file/74609382/20b05695/obbie_messakh_kau_dan_aku_%20satu.html

Sedikit Catatan dari Tragedi Situ Gintung

Pernahkah anda membayangkan dua juta meter kubik air tumpah ruah ke rumah anda di saat anda masih terlelap di pagi buta? Hal itulah yang terjadi pada Jum’at subuh (27/3/08) saat tanggul bendungan Situ Gintung di Ciputat, Tangerang Selatan jebol dan mengambil 100 nyawa serta menghancurkan ratusan rumah warga.
Dari berita-berita yang saya baca dan saksikan, air tumpahan tanggul tersebut mulai tumpah pada saat subuh, yaitu sekitar pukul 05.00 di saat sebagian besar warga masih terlelap dalam tidurnya dan sebagian kecil lainnya sudah memulai aktivitasnya di subuh itu untuk melaksanakan solat subuh dan kegiatan lainnya. Dalam keadaan seperti itu, para warga yang tidak merasa curiga tentu tidak menduga bakal ada bencana besar yang akan merenggut nyawa dan harta mereka.
Memang ada sebagian kecil warga yang sudah curiga sejak Kamis malam, dimana mereka melihat bahwa tebing tanggul sudah mulai longsor dan jembatan yang ada di atas bendungan mulai bergoyang-goyang. Karena itu, mereka segera mengumumkan dari masjid untuk menganjurkan agar warga segera mengungsi ke tempat yang aman, karena ada kemungkinan terjadi bencana. Sebagian warga yang mendengar pengumuman itu segera mengungsi, terutama warga dari RT 01 yang paling dekat dari Situ Gintung itu. Karena itu mereka selamat dari bencana tersebut, sekalipun rumah mereka hancur juga diterjang tsunami kecil tersebut.
Namun sebagian warga yang lain tidak membaca tanda-tanda mencurigakan tersebut. Akhirnya mereka menjadi korban bencana mengerikan tumpahnya air sebanyak dua juta meter kubik, yang menurut berita terakhir yang saya saksikan sudah mengakibatkan 100 orang tewas, 70 lainnya masih hilang, 300 lebih rumah hancur, beberapa mobil hancur, dan ratusan warga yang selamat masih mengungsi di beberapa kampus yang ada di sekitar Situ Gintung itu, dan juga di masjid-masjid yang tidak ikut hancur tersapu tumpahan air.
Bendungan Situ Gintung dibangun Belanda pada dekade 1930-an, tujuan bendungan kala itu adalah untuk mengairi sawah-sawah di kawasan tersebut. Namun pada perkembangannya bendungan itu juga ditujukan untuk menampung drainase air dari seluruh Ciputat. Semula bendungan itu luasnya 31 hektar, namun sekarang telah berkurang menjadi 21 hektar. Penyusutan itu terutama disebabkan maraknya pembangunan perumahan di sekitar Situ Gintung tanpa terkendali.
Daerah di sekitar Situ Gintung yang juga dimaksudkan untuk kawasan hijau kota, sekarang malah sudah berubah menjadi hutan beton akibat dari pembangunan perumahan tanpa perhitungan oleh pihak real estate. Hal ini disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya bencana ini.
Selain itu, pemerintah tampaknya tidak terlalu peduli terhadap pemeliharaan bendungan tua berumur 80 tahun ini. Memang pemerintah sempat mengadakan beberapa perbaikan pada tanggul bendungan ini, namun perbaikan ini hanyalah perbaikan kecil saja karena pemerintah menganggap tidak ada masalah dengan tanggul ini. Padahal setiap tahun dianggarkan dana Rp1,5 miliar untuk pemeliharaan rutin tanggul.
Dari bencana Situ Gintung ini, kita harus segera sadar diri dan berusaha agar lebih bersahabat dengan alam. Jangan ada lagi pembangunan perumahan secara tidak terkendali di sekitar bantaran bendungan, agar fungsi bendungan tidak berubah dan warga tidak lagi menjadi korban.
Pemerintah juga harus lebih serius dalam memelihara setiap fasilitas yang ada. Jangan hanya bersemangat saat membangun saja, namun enggan melakukan pemeliharaan.