Minggu, September 08, 2013

Vania Larissa di Sosialita Kompas Minggu

Rubrik Sosialita di Harian Kompas Minggu (8/9/2013)kali ini mengangkat sosok Vania Larissa, pemenang Miss Indonesia 2013 yang kali ini maju sebagai perwakilan Indonesia di ajang Miss World 2013 di Bali. Terlepas dari pro kontra penyelenggaraan Miss World di Indonesia, sosok Vania sendiri adalah sosok yang cukup menarik untuk ditelusuri. tak hanya karena wajahnya yang sensual dan eksotik tapi juga seputar perjalanan karir gadis kelahiran Pontianak ini. Berikut artikel tentang Vania Larissa yang dimuat di Rubrik Sosialita Kompas 8 September 2013.

VANIA MENJAWAB TANTANGAN

Tantangan, kerja keras, dan sentuhan kemanusiaan ada di balik gemerlap kontes kecantikan. Itu yang disukai Vania Larissa, remaja 17 tahun bergelar Miss Indonesia 2013.
 Oleh : Nur Hidayati

 Hari Senin (2/9), Vania baru selesai berkemas untuk terbang ke Bali dan ikut berkompetisi di ajang Miss World 2013. Masih ada beberapa agenda yang harus ia kerjakan hingga larut malam itu. Begitu pun, Vania tiba tepat waktu seperti yang ia janjikan untuk berbincang dengan Kompas. Ia riang bertutur meski suaranya sedikit parau karena flu. "Agak kecapekan, nih," ujarnya.

 Sejak dinobatkan sebagai Miss Indonesia 2013 pada Februari lalu, Vania belum sempat pulang ke Pontianak, kota asalnya. Dalam enam bulan terakhir sejak menyandang gelar itu, ia hanya sempat "libur" empat hari saat Lebaran. Selebihnya, padat agenda kegiatan.

 Kata Vania, sebagai Miss Indonesia, ia dituntut bisa melakukan banyak hal. Ia jadi duta merek yang aktif dalam kampanye sejumlah produk. Ia harus bisa mempresentasikan acara, jadi juri beragam kompetisi, dan memberi motivasi positif. Tak ketinggalan, ia aktif pula dalam beragam kegiatan sosial, mulai dari penyuluhan pelestarian sumber daya alam pada anak-anak SD, mengunjungi anak-anak tunanetra, hingga menghibur penghuni panti wreda.

"Sebelum jadi Miss Indonesia, aku tahunya cuma bisa nyanyi saja. Ternyata banyak hal yang harus dan bisa kulakukan.  Tetap kalem saat jadi pusat perhatian, misalnya. Tetapi, yang paling menyentuh, ternyata kita bisa memberi sesuatu kepada masyarakat, bukan sekadar tampil glamor."
  
Pada saat yang sama, Vania juga harus belajar banyak untuk mewakili Indonesia dalam ajang Miss World 2013 yang digelar di Bali dan Jakarta mulai pekan ini. Belajar menari dan memainkan alat musik tradisional, seperti sasando, bukan hal mudah buat Vania.

Namun, tuntutan paling berat sebagai Miss Indonesia, kata Vania, adalah mengenakan sepatu bertumit tinggi sepanjang hari, tujuh hari dalam sepekan. Gadis bertinggi badan 171 cm ini mengingat pengalamannya yang menyakitkan ketika "berkenalan" dengan sepatu bertumit tinggi itu. "Hari pertama karantina Miss Indonesia, kakiku sudah bengkak sampai ke betis karena enggak biasa pakai high heels.  Lensa kontak mataku yang minus juga robek. Dalam keadaan kayak gitu harus shooting video dan terus senyum."

Karena kesakitan, Vania sempat berniat mundur dari kompetisi itu. Akan tetapi, ia urungkan niat tersebut setelah keesokan harinya berkunjung ke sebuah panti wreda dalam rangkaian kegiatan pada masa karantina. "Aku bertukar cerita dengan seorang ibu. Aku bacakan buku renungan dan  nyanyi lagu rohani untuk ibu itu. Beliau menangis terharu, seperti bahagia banget."

Pengalaman itu membuat Vania menyadari kompetisi yang ia ikuti adalah peluang untuk meraih kesempatan berbuat lebih banyak serta menyentuh lebih banyak orang. "Dari situ, mulailah aku memotivasi diri sendiri, melanjutkan kompetisi. Kalau kalah, ya, enggak apa, tetap jadi pengalaman. I have nothing to lose.
 
Tanpa ia duga, gadis yang baru berusia 17 tahun ini justru menyabet mahkota sebagai Miss Indonesia 2013. Dengan begitu, ia juga mewakili Indonesia dalam ajang Miss World 2013 yang diikuti wakil-wakil dari sekitar 130 negara.

Mengikuti kontes kecantikan bisa sangat melelahkan. Kata Vania, selalu tampil cantik juga bisa menyakitkan. Meski begitu, ia merasa harus bertahan. Kenapa? "Karena Tuhan sudah memberikan kesempatan satu tahun ini kepada aku. Enggak semua remaja 17 tahun bisa mendapatkannya. Jadi, setahun ini aku harus berbuat sebaik mungkin supaya setelah ini berlalu, aku enggak melihat ke belakang dengan menyesal."

Pilih klasik

Vania memang masih belia, tapi ia tahu apa yang ia mau. Bungsu dari empat bersaudara ini lahir dan melewatkan masa kecilnya di Kota Pontianak. Di sana, sejak usia 9-10 tahun, ia sudah rajin memboyong penghargaan lomba menyanyi. Pada usia 13 tahun, ia menjuarai lomba menyanyi klasik tingkat nasional, hanya bermodal belajar lagu-lagu klasik itu dari situs Youtube.

Masuk SMA, pada usia 14 tahun, Vania pindah ke Jakarta.  Bersamaan dengan itu, ia menjajal tampil dalam kompetisi yang ditayangkan penuh oleh televisi nasional, Indonesia Got Talent.  Dari situ ia mulai serius belajar teknik menyanyikan lagu klasik sekaligus belajar bahasa Italia yang banyak digunakan pada jenis lagu-lagu ini. Sekali lagi, Vania membuktikan bakatnya. Ia menjadi pemenang pertama.

Sebagai pemenang, ia sempat merilis album rekaman pop. Namun, Vania belakangan menyimpulkan, ia tak hendak berkarier di dunia hiburan. "Aku akan lebih fokus menyanyi klasik. Itu enggak ada pasarnya di Indonesia. Jadi, bukan untuk popularitas."

Di bangku kelas II SMA, Vania lolos tes untuk langsung melanjutkan studi pada jurusan keuangan di Green River Community College, Seattle, Amerika Serikat. Ketika mengisi liburan kuliah itulah, ia ikut kontes Miss Indonesia. "Sekarang cuti kuliah dulu," ujar gadis yang hobi berenang dan badminton ini.

Berkompetisi seperti hobi buat Vania karena ia menyukai tantangan. "Aku bekerja lebih baik di bawah tekanan. Kalau nyanyi ditonton tiga atau empat orang, rasanya malah lebih deg-degan daripada kalau yang nonton ratusan atau ribuan orang."

Menurut Vania, kompetisi selalu memberikan pengalaman dan menjadi pelajaran baginya, lepas dari soal kalah dan menang. Seusai menuntaskan tugas sebagai Miss Indonesia 2013 dan kompetisi Miss World 2013, gadis belia ini berencana segera kembali ke AS untuk menuntaskan kuliahnya.

 Vania mengaku terinspirasi perjalanan hidup orangtua, kakak perempuan, juga Celine Dion, penyanyi favoritnya. Dari para idolanya itu, ia belajar untuk tidak mudah menyerah, tidak mudah ikut-ikutan terbawa zaman, dan konsisten dengan hal terbaik yang bisa ia lakukan.

Vania memang belia, tetapi ia siap menyambut tantangan...

********

Mini Biodata Vania Larissa
  •  Lahir : Pontianak, 18 November 1995
  • Orangtua : Yohannes Tjhai & Rusmina Fardimin
  • Pendidikan :    -SMP Santo Petrus, Pontianak
                               -Sekolah Pelita Harapan, Jakarta
                               -Green River Community College, Seattle, Washington, AS
  • Pengalaman : -Pemenang Indonesia Got Talent 2010
                               -Pemenang Miss Indonesia 2013







Tidak ada komentar:

Posting Komentar