Minggu, Mei 11, 2014

Pekan Penentuan

Sebelum Liga Utama Inggris musim 2013/2014 bergulir, saya pesimis di musim ini liga Inggris akan berjalan seru. Hal ini didasari pada hasil liga Inggris musim sebelumnya yaitu 2012/13, dimana di musim itu secara menjemukan sang juara Manchester United begitu mendominasi dari awal hingga akhir musim. Saya yakin kondisi itu akan berulang di 2013/14, karena walaupun nahkoda MU sudah berganti dari Alex Ferguson ke tangan David Moyes, toh pemainnya kan pemain yang itu-itu juga, bahkan ada tambahan pemain bintang baru yang didatangkan. Tapi pemikiran saya itu ternyata salah, terbukti musim 2013/14 ini amat seru, dan mungkin menjadi salah satu musim liga Inggris yang paling ketat sepanjang sejarah.

Kepastian siapa yang akan menjuarai Liga Inggris musim ini ternyata baru bisa diketahui pada pekan terakhir liga, yaitu pekan ini (10 Mei zona waktu Inggris). Klub yang masih berpeluang menjadi juara sekarang tinggal 2 klub, yaitu si pemuncak klasemen sementara Manchester City, atau runner up sementara Liverpool. City sekarang unggul 2 poin atas Liverpool, dan di partai penentuan minggu ini (melawan West Ham United di kandang sendiri), City cukup mencari hasil seri atas lawannya tersebut. Jika City bermain imbang, maka hampir pasti mereka akan merengkuh gelar juara Liga Inggris 2013/2014. Sebab sekalipun di waktu yang bersamaan Liverpool menang atas Newcastle United (yang akan membuat poin City dan Liverpool menjadi sama banyak), perbedaan selisih gol City dengan Liverpool yang mencapai 13 gol akan menyulitkan Liverpool. Liverpool harus menang dengan selisih 13 gol ke atas dari Newcastle, baru mereka bisa menjadi juara jika di tempat lain City imbang dengan West Ham. Dan menang dengan skor 13-0 di era sepakbola profesional modern kasta tertinggi saat ini, walaupun bukan mustahil, tapi amat jarang terjadi. Maka wajarlah apabila pelatih City Manuel Pellegrini mulai berkoar-koar bicara soal juara liga setelah mereka mengambil alih pucuk klasemen dari tangan Liverpool tengah pekan lalu.

Liga Inggris musim ini memang menunjukkan persaingan yang amat ketat dan sering menghadirkan kejutan-kejutan. Sang juara bertahan, MU, babak belur di sepanjang musim, dan siapa sangka untuk menggapai tiket ke Liga Champions musim depan saja pun mereka tak mampu. Persaingan menuju gelar juara Liga Inggris, untuk pertama kalinya sejak belasan tahun lalu, tidak mengikutsertakan MU sebagai salah satu kuda pacunya.

Persaingan menuju gelar juara musim ini secara umum dikuasai oleh 3 tim, yaitu City, Liverpool, dan Chelsea. Di awal musim sebenarnya Arsenal cukup bagus performanya dan sempat bersaing memperebutkan posisi puncak klasemen. Tapi seperti musim-musim sebelumnya, Arsenal selalu kedodoran menjelang pertengahan musim. Dan akhirnya seperti biasa pula, apa yang Arsenal dapatkan di akhir musim tak lebih dari selembar tiket ke Liga Champions.

Yang amat mengejutkan, dan betul-betul di luar ekspektasi adalah Liverpool. Tim asuhan Brendan Rodgers ini di awal musim hanya menargetkan posisi 4 besar, agar musim depan dapat lolos ke Liga Champions, suatu kompetisi yang sudah cukup lama mereka tak berpartisipasi di dalamnya. Namun pencapaian Liverpool musim ini ternyata melebihi target yang mereka tetapkan sendiri. The Reds secara tak terduga muncul sebagai salah satu penantang utama dalam perebutan gelar juara Liga Inggris 2013/14. Mereka saat ini tinggal menunggu takdir untuk memutus puasa gelar Liga, yang terakhir kali mereka raih 14 tahun lalu. Waktu yang begitu lama, bahkan Raheem Sterling dan Philippe Coutinho, dua pemain muda andalan Liverpool musim ini, belum lahir ketika Liverpool menjuarai Liga terakhir kali.

Musim ini harus saya katakan sebagai momentum terbaik Liverpool untuk menjadi juara Liga Inggris. Tak seperti tim-tim seperti MU atau Chelsea, jika Liverpool gagal juara musim ini, saya ragu musim depan Liverpool bakal bisa terus bersaing memperebutkan gelar liga seperti yang mereka lakukan musim ini. Di musim ini, Liverpool melaju begitu mulus sejak awal musim dan mencatat sejumlah rekor. Kekompakan tim juga terjaga dengan cukup baik di bawah kendali Rodgers dan kapten Steven Gerrard. Duet SAS--(Luis) Suarez and (Daniel) Sturridge--tampil begitu tajam musim ini, bahkan Suarez saat ini memimpin daftar pencetak gol Liga Inggris dan telah dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Inggris musim ini versi pilihan pemain-pemain Liga Inggris. Secara penampilan mereka juga amat meyakinkan dengan mencatat kemenangan-kemenangan atas sesama tim kandidat juara maupun atas sesama tim papan atas. Artinya Liverpool amat kompetitif musim ini.

Sayangnya sekarang momentum tidak berada di tangan Liverpool. Untuk menjadi juara, mereka tidak bisa bergantung pada usaha sendiri, melainkan masih harus menggantungkan harapan pada hasil akhir pertandingan sang rival, Manchester City. Saya amat menyayangkan jika musim ini Liverpool gagal juara Liga. Sebab sesungguhnya laju Liverpool begitu mulus, bahkan mereka sempat tak terkalahkan di liga sejak  2014. Sampai akhirnya datanglah momen ketika satu kekalahan memutus rekor ciamik tersebut, sekaligus menjatuhkan mental Liverpool.

Kekalahan itu adalah kekalahan Liverpool dari sesama kandidat juara, Chelsea, di kandang sendiri dengan skor 2-0, akhir April lalu. Itulah kekalahan pertama Liverpool di tahun 2014, mengakhiri rentetan laga tanpa ternodai kekalahan yang susah payah mereka pertahankan sejak awal tahun. Sedihnya, kekalahan itu justru dituai di kandang sendiri (stadion Anfield), dan ketika mereka dalam momentum yang begitu bagus untuk merebut 3 angka pada pertandingan itu. Momentum bagus, karena Chelsea di saat itu harus terbelah konsentrasinya antara Liga Inggris dengan semifinal Liga Champions. Pelatih Chelsea Jose Mourinho akhirnya lebih memprioritaskan Liga Champions dan memutuskan menurunkan pemain lapis kedua untuk melawan Liverpool. Namun, di luar prediksi justru skuad lapis kedua ini (yang sempat dikritik oleh pelatih City Pellegrini karena menganggap Mou melepas laga dan merusak persaingan) mampu memetik tiga poin atas Liverpool. Kekalahan dari Chelsea inilah yang menurut saya menjadi titik balik perubahan peruntungan Liverpool musim ini, dari menjemput takdir menjadi juara menjadi menunggu takdir. Memang setelah laga versus Chelsea itu ada satu laga lagi yang mengharu birukan Liverpool , yaitu ketika imbang 3-3 versus Crystal Palace. Laga yang merupakan kebalikan drama Istanbul ketika Liverpool juara Liga Champions 2004/05 itu mampu membuat Suarez meneteskan air mata karena nasib sial betul-betul menimpa Liverpool saat itu, dan parahnya nasib sial itu justru menimpa mereka di pekan-pekan kritis Liga Inggris, dan membuat langkah Liverpool menuju gelar juara makin berat. Tapi secara keseluruhan saya beranggapan, kekalahan 0-2 dari Chelsea-lah yang patut dicatat sebagai faktor utama kegagalan Liverpool musim ini (jika tak berhasil juara Liga).

Adapun Manchester City, sekalipun di musim ini mulai melakukan "Spanyolisasi" tapi tidak terlalu terlihat progresnya di sepanjang musim ini. Betul produktivitas gol Manchester City begitu mengerikan musim ini, dan mereka sering berpesta gol atas lawan-lawan mereka, tapi secara keseluruhan baru di akhir musim inilah Manchester City stabil di puncak klasemen. Di awal musim saja City pernah secara mengejutkan dibekuk tim promosi Cardiff City kandang sendiri. The Citizens boleh dibilang berada di bawah bayang-bayang persaingan ketat Chelsea dan Liverpool, dan secara tak terduga di akhir musim Citizens menyeruak sebagai penyandang pole position dalam balapan merebut gelar liga Inggris. Keberhasilan City merebut puncak klasemen memang tak terjadi secara meyakinkan, boleh dikata mereka bisa meraihnya hanya gara-gara nasib sial yang menimpa dua rival mereka, terutama nasib sial Liverpool. 

Hari ini, Liverpool akan menantang Newcastle, dan City menghadapi West Ham. Dua-duanya sama-sama di kandang si kandidat juara. Rekor pertemuan Liverpool maupun City dalam menghadapi lawan-lawannya itu cukup baik, dimana mereka sering mencatat kemenangan atas lawan mereka tersebut. Dari lima pertandingan terakhir, baik Newcastle maupun West Ham juga sama-sama tidak meyakinkan, yaitu lebih sering kalah ketimbang menang. Jadi patut diprediksi bahwa Liverpool dan City sama-sama akan merebut 3 poin nanti malam. Dengan kondisi seperti itu, maka City-lah yang akan menjuarai liga musim ini.

Kondisi ini akan mengulang musim 2011/12, dimana ketika itu City dan MU bersaing sampai pekan terakhir. Poin City dan MU ketika itu sama, dan City unggul selisih gol. MU yang menghadapi Sunderland sukses memenangi laga tersebut, dan di tempat lain di Etihad Stadium (kandang City), City hampir saja gagal menjadi juara liga Inggris karena tertinggal 1-2 dari tim juru kunci  Queens Park Rangers sampai menit-menit akhir. Sampai akhirnya terjadi keajaiban, muncullah Edin Dzeko yang mencetak gol di masa injury time untuk membuat skor 2-2, dan Sergio Aguero menjadi pahlawan City dengan mencetak gol terpenting City di musim 2011/12 di detik akhir pertandingan. Keajaiban itu menurut saya memang harus diupayakan oleh City, sebab musim itu adalah musim terbaik City untuk menjuarai liga Inggris. Jika mereka tak juara di musim itu, belum tentu musim depan mereka bisa dalam posisi yang sama baiknya dalam bersaing di Liga Inggris. Dan jika mereka tak juara di musim itu karena kalah dari QPR di kandang, tentu itu amat menyakitkan. Sebab pertandingan dilangsungkan di Etihad di mana sepanjang 2011/12 City sama sekali tidak terkalahkan di situ, dan lawan yang mereka hadapi juga sebenarnya adalah tim calon degradasi. Jika mereka kalah dari QPR , Betapa sakitnya kalau satu-satunya kekalahan yang mereka derita di kandang itu justru menjadi kekalahan yang menggagalkan mereka merebut gelar liga Inggris untuk pertama kalinya sejak lebih dari 40 musim yang lalu. Dan anak asuh Roberto Mancini ternyata sukses mengupayakan keajaiban tersebut.

Di musim ini, sama seperti 2011/12, momentum ada di tangan City. Sama seperti 2011/12, mereka tak perlu menggantungkan nasib pada tim lain untuk menjadi juara. Bola ada di tangan City. Jika pun ada keajaiban yang akan diupayakan, maka sepertinya bukan City yang harus mengejarnya, melainkan Liverpool. Liverpool akan berharap West Ham mengulangi cerita QPR, kendati posisi West Ham saat ini tidak sekritis QPR 2011/12. West Ham memang tidak punya kepentingan apa-apa lagi di laga nanti sebab mereka sudah aman dari ancaman degradasi, tapi justru tim yang bermain tanpa beban seperti ini yang patut diwaspadai. Liverpool boleh berharap bahwa pelatih West Ham Sam Allardyce akan menepati janjinya untuk merusak pesta City. Selalu ada kemungkinan West Ham akan bisa mengalahkan City, sebab City sudah pernah kalah kandang sekali musim ini. Jika itu terjadi, tinggal Liverpool yang harus memastikan bahwa di saat bersamaan mereka juga telah meraup tiga poin atas Newcastle United. Itu akan memastikan putusnya puasa gelar liga yang telah mereka tahankan sejak 14 tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar